GSJA Siloam Kayu Putih
Sejarah berdirinya Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Siloam Kayu Putih diawali dari pelayanan kebaktian
rohani
yang dimulai oleh beberapa hamba Tuhan dari Jakarta. Mereka adalah Pdt. Benny Mundung, S.Th., bersama
rekan-rekan
pelayanannya, yaitu Bapak Benyamin dan almarhumah Ibu Nike. Ketiganya diutus oleh pendeta senior mereka
untuk
melayani di Kota Kupang. Pada tahun 2006, GSJA Siloam Kayu Putih mulai dirintis, dengan Pdt. Benny
Mundung, S.Th.,
sebagai gembala sidang, didukung oleh beberapa rekan pelayanan lainnya seperti Bapak Ady Lodo Rohi, Ibu
Wulan Sere,
dan Ibu Idah To Mahu yang turut menopang pelayanan melalui doa dan puasa.
Nama “Siloam”, yang berarti “yang diutus”, diyakini diberikan Tuhan bagi jemaat ini. Pelayanan awal
dimulai
dengan penyelenggaraan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) selama lima hari, pagi dan sore. Melalui KKR
tersebut
terjadi berbagai kesaksian mujizat kesembuhan ilahi; beberapa orang yang hadir mengalami pemulihan dan
kemudian
bergabung sebagai jemaat. Pada masa perintisan ini, ibadah masih berpindah-pindah tempat: dimulai dari
Hotel
Kristal lantai 2, kemudian berpindah ke Ruko Dunia Buana di samping Bank BCA, berlanjut ke Hotel Dewata,
hingga
akhirnya ke daerah Oeba di Jalan Merdeka. Di sana jumlah jemaat terus bertambah, namun gedung tersebut
hanya dapat
digunakan sementara karena merupakan pinjaman.
Pada tahun 2007, gedung di Oeba digunakan oleh pihak lain sehingga jemaat harus berpindah ke Oepura,
tepatnya di
ruko dekat Toko Glori—Apotek Generikal lantai 2. Selanjutnya pada tahun 2012, GSJA Siloam Kayu Putih
akhirnya
menempati lokasi tetap di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, pada tanah milik sendiri.
Sejak saat itu
jemaat memulai pembangunan gedung gereja secara mandiri, dimulai dari kondisi jemaat yang hanya sekitar
lima kepala
keluarga. Pelayanan terus bertumbuh, hingga gedung gereja dapat dibangun secara permanen sebagaimana yang
berdiri
sekarang. Dengan demikian, sejak tahun 2012 GSJA Siloam Kayu Putih telah berdomisili di lokasi tersebut
sebagai gereja
dengan bangunan dan tanah milik sendiri, dan terus berkembang sebagai Gereja Sidang Jemaat Allah Siloam.